Selamat Datang,

Blog ini berisi segala wacana yang berhubungan dengan bahasa dan sastra Indonesia. Di antaranya tentang wacana bahasa dan sastra Indonesia, bahan ajar, pusi, cerpen, penelitian, lomba menulis / mengarang, hingga tes kebahasaan.
Saya berharap ada kritik dan saran Anda yang dapat menyempurnakan blog ini.

Bagi adik-adik, silakan membaca atau mengkopi isi blog ini untuk keperluan tugas atau lainnya. Sesuai dengan etika ilmiah, silahkan kutip sumbernya yaitu dari blog ini.

Terima kasih atas kunjungan Anda.

Blogmaster



Puisi

Model Membaca Puisi Terbaik

08 Maret 2010

Memiliki Dosen dan Karyawan Yang Profesional

(Artikel Keempat)

Suatu saat saya menghadiri sebuah seminar pendidikan di salah satu PTN di Surabaya. Seorang penyajinya berasal dari Singapura. Pemateri tersebut bertanya berapa buku yang kami tulis dalam satu tahun? Berapa karya penelitian yang dibuat bahkan yang berhasil dipatenkan?
Barangkali itu kunci utama dosen yang profesional, meskipun kualifikasi keilmuannya S-2, S-3, atau profesor juga sangat penting. Di samping memiliki integritas tinggi terhadap disiplin ilmunya, dosen seharusnya menghasilkan banyak karya penelitian maupun buku-buku pengembangan wacana keilmuannya. Bila memiliki karya-karya yang dipatenkan akan menambah popularitas dosen tersebut.
Integritas dosen terhadap keilmuannya menjadikannya mumpuni di bidangnya. Hal ini dapat pula menjadikannya semakin profesional, apalagi laris sebagai pemateri di bergagai seminar dan workshop.
Karyawan juga harus profesinal. Hal ini agar mampu melayani tuntutan administrasi di tingkat masing-masing bidang. Karyawan juga harus selalu meng'upgrade' pengetahuannya dan ketrampilannya. Tuntutan perkembangan pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan mampu menggunakannya untuk berbagai kegiatan administrasi.
Kiranya tidak tepat bila profesionalitas dosen hanya diukur dari kelulusannya saat penyerahan portofolio sertifikasi. Sebagaimana yang terjadi banyak makalah aspal bisa dibuat tanpa dukungan kualifikasi pribadinya yang sebenarnya.
Jangan mengarahkan perguruan tinggi dikelola secara kekeluargaan. Selain tidak profesional, perguruan tersebut bisa menjadi involutif. Yang tertampung menumpuk keluarga dan kerabat yang semakin tidak profesioanl. Untuk itu, saat rekruitmen dosen dan karyawan harus sangat ketat dan konsisten.
Jadi, kebutuhan akan dosen dan karyawan profesional tampaknya merupakan salah satu syarat penting menuju perguruan tinggi ideal dan berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan dan Komentar Anda

Cara Cepat Mencari Blog Ini>>>>>>>>>>> Ketikkan Wacana Bahasa pada Google