Selamat Datang,

Blog ini berisi segala wacana yang berhubungan dengan bahasa dan sastra Indonesia. Di antaranya tentang wacana bahasa dan sastra Indonesia, bahan ajar, pusi, cerpen, penelitian, lomba menulis / mengarang, hingga tes kebahasaan.
Saya berharap ada kritik dan saran Anda yang dapat menyempurnakan blog ini.

Bagi adik-adik, silakan membaca atau mengkopi isi blog ini untuk keperluan tugas atau lainnya. Sesuai dengan etika ilmiah, silahkan kutip sumbernya yaitu dari blog ini.

Terima kasih atas kunjungan Anda.

Blogmaster



Puisi

Model Membaca Puisi Terbaik

04 Juni 2012

Media Yang Menguras Air Mata, Bolehkah?


                Intro menayangkan cuplikan tentang bencana itu. Musik backround lagu Ebiet G. Ade sayup-sayup  terdengar syahdu. Para siswa dan terpaku oleh tayangan media bagaikan tersihir. Saya kaget. Empat anak tampak beberapa kali menyeka air mata. Mengapa? Ada perasaan bersalah pada diri saya. Mengapa kelas yang seharusnya saya buat menyenangkan ternyata malah membuat mereka bersedih. Itulah pengalaman saya pertama menayangkan media presentasi pembelajaran “Sidoarjo Menangis”. (Edisi 2007).

               Bukan maksud kami menguak kembali luka oleh bencana tersebut kepada para siswa. Kami sangat sadar merekalah pelakunya yang harus tersingkir karena rumah mereka tenggelam, harus menjadi pengungsi di barak-barak, pikiran kalut oleh ketidakpastian nasib, dan lain-lain. Namun demikian, kami mencoba mengajak para siswa agar dapat memahami secara lebih komprehensif realitas bencana itu. Lebih jauh lagi kami berharap bisa mengambil hikmah dari bencana tersebut. Akhirnya, terbukti banyak di antara mereka kini hidup jauh lebih baik oleh ganti untung beberapa kali lipat.
Projek pembuatan media ini bermula dari rapat MGMP Bahasa Indonesia sebelumnya. Kami melihat dalam silabus Bahasa Indonesia semester 1 kelas X tentang topik Menyimak Berita Televisi dengan topik Bencana Alam. Yang tertera dalam silabus adalah contoh Berita Bencana Alam Tsunami Aceh. Karena kami dari Sidoarjo sejalan prinsip KTSP maka kami mengangkat Bencana Lumpur Porong Sidoarjo. Wacana bencana ini tidak kalah dahsyat dengan bencana tsunami Aceh. Namun demikian, media pembelajaran tentang topik ini tidak ada dan belum pernah dibuat sebelumnya.
                Tidak seperti saat ini bahwa kita bisa dengan mudah mengunduh berita itu dari situs media televisi untuk dijadikan media. Saat itu tahun 2007, saya harus memasang TV tunner dalam komputer yang bisa menayangkan siaran televisi sekaligus merekamnya. Saya pun harus rajin dan siap untuk merekam siaran berita televisi yang bagus-bagus. Sehubungan dengan pembuatan media ini, saya memilih dan merekam berita dengan topik tersebut. Hasilnya kemudian kami sunting dan buat menjadi media pembelajaran.
                Media ini pun akhinya saya jadikan PTK dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran ‘Sidoarjo Menangis’ untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Siswa MAN Sidoarjo”. Inilah satu-satunya PTK penggunaan media pembelajaran yang akhirnya menjadi prototype karena banyak rekan guru yang menirunya dengan menggunakan media lainnya.
                Pada saat lomba guru prestasi baik di Diknas maupun Depag, media dan PTK ini menjadi andalan saya. Dari pihak penguji tidak ada koreksi yang berarti. Dan, apresiasi yang saya dapatkan adalah kejelian mengangkat sebuah topik yang memang sangat dibutuhkan sebagai suplemen silabus bahasa Indonesia. Lomba di Diknas saya tidak berhasil menjadi juara satu. Namun, di Depag Provinsi saya memperolehnya dengan relatif mudah.
                Kesimpulan saya boleh-boleh saja menggunakan media pembelajaran yang mengakibatkan keharuan siswa bahkan hingga mampu menitikkan air mata mereka. Yang perlu diperhatikan adalah tujuan akhirnya harus edukatif dan demi kebaikan semua pihak.
                Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan dan Komentar Anda

Cara Cepat Mencari Blog Ini>>>>>>>>>>> Ketikkan Wacana Bahasa pada Google