Suatu
saat dalam sebuah MGMP, seorang guru mendaulat saya untuk menjelaskan mengapa beberapa
esai murid binaan saya lolos hingga level nasional dan regional. Sementara itu
beliau (yang juga sama-sama guru SMTA) berkali-kali membina dan mengirimkan
karya siswanya gagal. Dengan tersipu, saya juga bingung menjelaskanya. Karena
itu saya jawab dengan sangat sederhana “Ahh, kebetulan menang, Pak”. Di sisi
lain, mengingat momen tersebut berisi para guru pilihan, maka saya khawatir
di-cap menggurui atau bahkan membual. Akhirnya tips dan trik itu tetap saja
tersimpan di memori saya dan hanya beberapa siswa bimbingan saya saja yang perlu
tahu.
Setelah
merenung beberapa bulan, kiranya perlu juga membaginya tips dan trik ini sebagai sarana
pembelajaran siswa. (Memang semua demi siswa, di pundak merekalah masa depan
bangsa ini). Sebagaimana telah saya jelaskan pada para siswa peserta
ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja), tips dan trik-nya secara singkat sebagai berikut :
1. Memahami Hakikat
Esai dan Teknik Penulisannya
2. Menulis
yang unik dan menarik
3. Prinsip
penulisan jurnalistik
4. Pertimbangan kebahasaam
Hakikat Esai
Esai adalah
karangan berbentuk prosa yang membahas suatu masalah secara sekilas dan
bersifat subjektif. Karena itu, karangan esai relatif pendek hanya beberapa
halaman saja (3-10 halaman mungkin lebih sedikit) tidak seperti menulis buku.
Adapun esai
bersifat subjektif artinya harus berdasarkan opini dari sudut pandang
penulisnya, bukan menjiplak ide-ide orang lain. Meskipun demikian tidak berarti
haram menuliskan hal-hal ilmiah. Justru
dalam menuliskan proposisi atau pernyataan-pernyataan subjektifnya perlu
didukung oleh argumen-argumen yang akurat. Fakta dan data yang disajikan harus
akurat. Kalau perlu seluruh referensi kutipannya ditulis. Inilah yang akan meningkatkan
bobot esai. Tanpa dukungan fakta dan data yang akurat maka esai itu hanyalah common sense saja.
Catatan
penting lainnya, esai bersifat menggurui dan argumentatif. Maksudnya penulis
harus dalam posisi ‘merasa’ paling tahu kemudian menyampaikan opini-opininya
tentang topik tersebut. Opini-opini tersebut kemudian disertai argumen-argumen
dan evidensi yaitu data dan fakta yang akurat dan relevan.
Format Penulisan
Esai
Secara umum
format penulisan esai sebagai berikut :
a. Pengantar/Pendahuluan
Sebelum
masuk ke dalam pemaparan esai perlu diawali dengan pepatah, cerita lucu, syair
lagu, kutipan ayat, pendapat tokoh-tokoh penting, dan sejenisnya. Tujuannya
agar pembaca tertarik dan terkesan. Namun demikian, hal-hal yang dituliskan
harus relevan dengan topik yang dibahas.
b. Isi
Pada bagian ini penulis perlu menyampaikan
proposisi-proposisinya tentang topik yang dibahas. Bentuknya dapat berupa
opini-opini namun harus argumentatif. Data dan fakta harus disampaikan untuk
memperkuat opininya. Penulis dapat menceritakan pengalamannya yang unik dan
relevan, menyampaikan anekdot, mengutip pendapat para pakar, memberikan contoh,
memabandingkan sesuatu, atau juga mempertentangkan sesuatu.
Dalam hal ini penulis dapat dengan leluasa menampilkan gaya
penulisannya. Bila dia humoris, maka tulisannya kaya akan humor maupun anekdot.
Bila dia satiris, akan menuliskan ungkapan-ungkapan tajam, getir, menohok, bahkan
sarkastis.
c. Penutup
Secara umum esai ditutup dengan simpulan dan saran atau
paling tidak menegaskan kembali apa yang telah disampaikannya. Namun demikian
tidak sedikit esai yang ditutup dengan meninggalkan tanda tanya besar berupa
ungkapan problematis yang perlu mendapat perhatian banyak pihak.
Menulis
yang Unik dan Menarik
Suatu
saat di Hotel Garden Pallace Surabaya, George Junus Aditjondro (penulis beberapa
buku terkenal yang mengguncang pemerintah mulai jaman Megawati hingga SBY) menyampaikan
ceramahnya. Yang paling saya ingat adalah cara menulis dengan ‘otak kiri’ (dalam
hal ini istilah ‘otak kiri’ tidak ada kaitanya dengan “Quantum Learning”-nya
Bobby de Potter).
Yang saya
pahami, andaikan semua orang berpikiran menuju ke arah barat, maka kita jangan
ikut ke arah barat. Mengapa? Mungkin kita hanya jadi epigon, pengikut, bahkan
pengekor. Justru kita harus ke timur, yaitu melawan arus atau kalau perlu
mendekonstruksi semua pemikiran yang berbeda. Benar dan salah tidak penting,
yang penting argumennya akurat dan ‘ngeyel’ .
Karena itu
yang paling utama adalah membuat tulisan yang berbeda alias unik dan menarik.
Karena itu menjadi berbeda akan tampak jelas dilihat orang banyak. Apalagi bisa
mengemasnya menjadi sensasi maka akan cepat ‘ngetop’.
Prinsip
Penulisan Jurnalistik
Kita perlu
menerapkan prinsip penulisan jurnalistik ‘piramida terbalik’ dalam esai kita. Artinya,
ide pokok esai perlu disampaikan bagian awal (lead). Penyampaiannya sedemikian rupa sehingga sangat menarik,
menimbulkan tanpa tanya, marah, gerah, ‘gregetan’, dan sejenisnya sehingga
pembaca akan penasaran untuk membaca ide-ide berikutnya.
Justru
menurut saya, di bagian inilah yang penting dan paling sulit dalam membuat esai
juara. Perlu perenungan dan pertimbangan-pertimbangan matang, bila perlu
kontemplasi dalam menemukan ide dan merumuskannya.
Pertimbangan
Kebahasaan
Karena
menulis esai adalah menuliskan ide-ide melalui bahasa, maka sistem penulisannya
juga menjadi pertimbangan penting dalam penilaiannya. Karena itu perlu
diperhatikan penulisan ejaan, kata, kalimat, dan istilah-istilah, bahkan
komposisinya. Karena itu dalam proses ‘editing’ perlu berhati-hati. Jangan
sampai ada kesalahan.
Tips dan triknya mantappp sekali. Ini dia yang saya cari. Terima kasih penjelasannya..
BalasHapusassalamualaikum pak, boleh minta id line nya nggk ? untuk tanya" ...saya pelajar sma kls 12 id saya diaz97
BalasHapusmaksh