Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Satu klausa tersebut ditandai oleh satu pola S (Subjek) dan satu P (Predikat). Adapun O (Objek), Pel (Pelengkap), dan K (Keterangan) keberadaannya bisa ada atau tidak ada.
Berdasarkan keberadaan P-nya, kalimat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
A. Kalimat Nominal,
B. Kalimat Verbal,
C. Kalimat Ajektival,
D. Kalimat Numeral,
E. Kalimat Preposisional,
F. Kalimat Masdar.
A. Kalimat Nominal
Kalimat Nominal adalah kalimat yang P-nya berupa kata benda.
Misalnya :
a. Ayahnya sopir di kampungnya.
S P K
b. Ibunya guru di SMA 16.
S P K
c. Kakaknya pedagang asongan.
S P
d. Adiknya pemain bola.
S P
Kata-kata : sopir, guru, pedagang asongan, dan pemain bola adalah kata benda. Kalimat-kalimat tersebut sudah memenuhi syarat sebagai kalimat baku karena minimal sudah memiliki SP. Kalimat-kalimat di atas sering disisipi ‘adalah atau ialah’ sebagai kopula untuk memperjelas kedudukannya sebagai P untuk kata sesudahnya.
B. Kalimat Verbal
Kalimat Verbal adalah kalimat yang P-nya berupa kata kerja. Kalimat verbal dapat digolongkan lagi menjadi 4 macam, yaitu :
a. Kalimat Taktransitif
Kalimat ini hanya berpola SP, tanpa diikuti unsur O, maupun Pel, namun bisa ditambahkan K.
Contoh :
(1) Ia tidur di kantin.
S P K
(2) Mereka pergi ke Makasar.
S P K
(3) Anisa menangis kemarin.
S P K
(4) Imam makan.
S P
b. Kalimat Ekatransitif
Kalimat ini berpola SPO, tanpa diikuti Pel, namun bisa ditambahkan K
Contoh :
(1) Romy menarik paku dari ban motornya.
S P O K
(2) Erwin memotong kabel listrik kemarin.
S P O K
(3) Joni menangisi kepergian adiknya.
S P O
(4) Mereka menulis surat protes kepada panita.
S P O K
c. Kalimat Dwitransitif
Kalimat ini berpola SPOPel, namun bisa ditambahkan K
Contoh :
(1) Ayah membelikan adik baju baru kemarin.
S P O Pel K
(2) Dia menjuluki pacarnya “Kucing Garong”.
S P O Pel
(3) Mereka mengijinkan kami buka suara.
S P O Pel
(4) Kami menyatakan hal itu salah alamat.
S P O Pel
d. Kalimat Semitransitif
Kalimat ini berpola SPPel, tanpa O, boleh ditambahkan K.
Contoh :
(1) Anak itu bermain bola.
S P Pel
(2) Mereka berjualan koran di perempatan jalan.
S P Pel K
(3) Kakek kejatuhan kelapa di kebun.
S P Pel K
(4) Keputusan itu berdasarkan musyawarah.
S P Pel
(5) Hal itu merupakan konsekwensi kita.
S P Pel
(6) Sekarang ia menjadi bupati.
K S P Pel
C. Kalimat Ajektival
Kalimat ajektival adalah kalimat yang P-nya berupa kata sifat.
Contoh :
(1) Adiknya cantik.
S P
(2) Guru itu sangat ramah.
S P
(3) Rumahnya megah sekali.
S P
(4) Kakaknya sombong.
S P
Kata-kata : cantik, sangat ramah, megah sekali, dan sombong adalah kata sifat. Kalimat-kalimat tersebut juga sudah memenuhi syarat sebagai kalimat baku karena minimal sudah memiliki SP.
D. Kalimat Numeral
Kalimat Numeral adalah kalimat yang P-nya berupa kata bilangan.
Misalnya :
(1) Mobilnya dua.
S P
(2) Yang hadir enam belas orang.
S P
(3) Kerbaunya tujuh ekor.
S P
(4) Temannya tiga puluh anak per kelas.
S P
Kata-kata : dua, enam belas orang, tujuh ekor, dan tiga puluh anak per kelas adalah kata bilangan. Karena itulah kalimat-kalimat tersebut dinamakan kalimat numeralia.
E. Kalimat Preposisional
Kalimat Preposisional adalah kalimat yang P-nya berupa kata depan.
Contoh :
(1) Ayahnya dari Jakarta.
S P
(2) Ibunya di SMA 16.
S P
(3) Kakaknya ke stasiun kota.
S P
(4) Adiknya di lapangan bola.
S P
Kata-kata : dari Jakarta, di SMA 16, ke stasiun kota, dan di lapangan bola adalah kata-kata yang berkata depan atau berpreposisi.
F. Kalimat Masdar
Pola kalimat sederhana bahasa Indonesia asli S-nya berupa kata benda, sementara P-nya boleh berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, maupun kata depan.
Namun demikian, dalam perkembangannya bahasa Indonesia tidak dapat menghindari pengaruh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris termasuk pula dalam ragam kalimatnya.
Dalam bahasa Inggris dikenal gerund, yaitu kalimat yang subjeknya kata kerja.
Contoh :
(1) Fishing is my hobby.
S P
(2) Writing is very difficult for me.
S P
Berdasarkan hal tersebut, dalam bahasa Indonesia dikenal kalimat masdar, yaitu kalimat yang S-nya berupa kata kerja yang dianggap benda.
(1) Memancing adalah hobi saya.
S P
(2) Menulis memang sulit.
S P
(3) Menonton bola mengasyikkan.
S P
(4) Berlari melelahkan.
S P
Kata-kata : memancing, menulis, menonton bola, dan berlari adalah kata-kata kerja yang dianggap sebagai kata benda yaitu aktivitasnya.
Eksistensi Bahasa adalah Conditio Sine Qua Non. Karena itu, Perjalanan Wacana Bahasa Tak Akan Pernah Berhenti Sejalan Adanya Manusia Itu Sendiri ....
Selamat Datang,
Blog ini berisi segala wacana yang berhubungan dengan bahasa dan sastra Indonesia. Di antaranya tentang wacana bahasa dan sastra Indonesia, bahan ajar, pusi, cerpen, penelitian, lomba menulis / mengarang, hingga tes kebahasaan.
Saya berharap ada kritik dan saran Anda yang dapat menyempurnakan blog ini.
Bagi adik-adik, silakan membaca atau mengkopi isi blog ini untuk keperluan tugas atau lainnya. Sesuai dengan etika ilmiah, silahkan kutip sumbernya yaitu dari blog ini.
Terima kasih atas kunjungan Anda.
Blogmaster
Blogmaster
Puisi
Model Membaca Puisi Terbaik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan dan Komentar Anda