Selamat Datang,

Blog ini berisi segala wacana yang berhubungan dengan bahasa dan sastra Indonesia. Di antaranya tentang wacana bahasa dan sastra Indonesia, bahan ajar, pusi, cerpen, penelitian, lomba menulis / mengarang, hingga tes kebahasaan.
Saya berharap ada kritik dan saran Anda yang dapat menyempurnakan blog ini.

Bagi adik-adik, silakan membaca atau mengkopi isi blog ini untuk keperluan tugas atau lainnya. Sesuai dengan etika ilmiah, silahkan kutip sumbernya yaitu dari blog ini.

Terima kasih atas kunjungan Anda.

Blogmaster



Puisi

Model Membaca Puisi Terbaik

24 Mei 2011

UN Bahasa Indonesia SMA/MA, Sulitkah?

Sebuah beberapa media massa nasional menyimpulkan bahwa sekitar 70% dari siswa UN 2011 yang tidak lulus berasal pelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu berarti bertolak belakang dengan persepsi umumnya bahwa pelajaran eksakta (Matematika, Fisika, Biologi, Kimia) dan juga bahasa Inggris jauh lebih sulit dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Beberapa mata pelajaran tersebut justru menjadi 'momok' bagi banyak siswa.
Hal ini juga terjadi pada tahun-tahun lalu, bahasa Indonesia tetap menjadi mata pelajaran UN paling banyak menyumbang ketidaklulusan. Mengapa demikian?
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Penyebabnya antara lain :
a. UN bahasa Indonesia tidak lagi menguji kemampuan hafalan pengetahuan dan aplikasi saja sebagaimana mata pelajaran UN lainnya.
b. Pilihan opsi A,B,C,D, dan E seringkali hampir sama jawabannya. Hal ini membutuhkan ketelitian dan kejelian dalam memilih jawaban yang paling benar di antara semua jawaban yang benar.
c. Berdasarkan faktor (b) tersebut secara tidak sadar pembuat soal telah masuk ke ranah evaluatif. Artinya siswa harus mampu menilai opsi jawaban, kekurangan dan kelebihan masing-masing jawaban. Istilah saya, siswa harus bisa 'menimbang rasa' terhadap opsi jawaban A,B,C,D, maupun E.
d. UN bahasa Indonesia selalu diadakan pada hari pertama. Karenanya kesiapan terhadap suasana UN masih belum maksimal.

Adakah Kecurangan ?

Minggu lalu, kami, para guru sekolah kami, mendapatkan workshop tentang RPP Berkepribadian Bangsa dan pematerinya dari UNESA. Latar belakang workshop terutama terhadap bobroknya pelaksanaan UN. Diungkapkan meskipun sulit membuktikannya tentang kasus-kasus kecurangan pada saat UN. Diharapkan ke depan akan ada semangat untuk membina kepribadian peserta didik menjadi lebih baik.
Memang, sebagaimana laporan siswa saat pagi hari (menjelang subuh) mereka sudah mendapat sms melalui HP mereka. Darimanakah asal jawaban tersebut ? Mengapa pagi-pagi hari sudah 'berseliweran' bermacam-macam kunci jawaban? Siapakah 'biang kerok'-nya?
Sebagaimana laporan siswa, ternyata kunci jawaban bahasa Indonesia banyak yang salah dan mereka tidak menggunakannya. Demikian pula soal UN bahasa Indonesia relatif lebih mudah.
Alhamdulillah, untuk pelajaran ini kelas yang saya ajar nilainya berkisar 6 hingga 9. Bahkan ada yang 9,2 sudah cukup mendekati sempurna. Kebanggaan saya dengan kemampuan sendiri mereka bisa lulus. Kebetulan siswa kami semua lulus, meskipun ada sekitar 10 siswa yang nilai mereka hampir mati.
Sebagaimana yang dicurigai oleh pemateri workshop, yang juga kebetulan orang BSNP, soal UN dibuat dan dihimpun oleh BSNP. BSNP membuat masternya dan ditenderkan untuk setiap provinsi. Pemenang tender setiap provinsi kemudian mencetaknya sesuai kebutuhan sekolah. Ada kecurigaan dalam proses ini terjadi penyimpangan yang akhirnya marak terjadi kunci jawaban liar melalui sms.
Bila dilihat dari saat datangnya sms jauh-jauh pagi hari, tidak mungkin ini campur tangan guru ikut berperan. Ada pihak lain yang ikut berperan mengambil kesempatan ini.
Lengkaplah sudah. Mutu kepribadian siswa kita dicemari dan diajari 'kolusi dan korupsi' pada saat UN. Ke depan BSNP perlu mempertimbangkan anomali proses penyebaran soal UN ini. Kalau perlu buatlah soal tidak lagi 5 macam atau 20 macam, melainkan 100 macam. Tidak sulit bagi komputer untuk melakukan evaluasi pilihan ganda soal UN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan dan Komentar Anda

Cara Cepat Mencari Blog Ini>>>>>>>>>>> Ketikkan Wacana Bahasa pada Google