Ketentuan penulisan daftar pustaka antara lain :
- dituliskan pada halaman tersendiri
- disusun menurut abjad dan nama akhir pengarangnya atau lembaga yang
menerbitkannya,
- setiap pustaka tidak diberi nomor urut seperti: 1,2,3, dan seterusnya;
atau huruf; seperti: a,b,c, dan seterusnya.
Ketentuan penulisan lainnya sebagai berikut:
A. Bila Bersumber dari Buku
(1) Penulisan Nama Penulis
a. Cantumkan nama penulis berdasarkaa abjad tanpa menuliskan titelnya.
Misalnya:
Prof. Dr. Budiono, M.Sc. —> Budiono
Ir. Limantoro, Ph.D. —> Limantoro
b. Jika nama penulis terdiri atan dua unsur kata atau lebih, unsur kata
terakhir yang dituliskan lebih dahulu, kemudian diberi tanda koma.
Contoh :
Prof. Dr. Suripan Sadi Hutomo —> Hutomo, Suripan Sadi
Prof. Dr. Ramlan Surbakti, M.A. —> Surbakti, Ramlan
c. Jika nana penulisnya dua orang, nama penulis pertama ditulis
sebagaimana ketentuan `(b) di atas dan nama penulis kedua tetap.
Contoh :
Dede Oetomo, Ph.D. dan Dr. Daniel Sparingga
—> Oetomo, Dede dan Daniel Sparingga
d. Jika penulis buku lebih dari dua orang, nama penulis pertama (utama)
mengikuti ketentuan (b) di atas, diikuti singkatan dkk. yang merupakan
singkatan dan kawan-kawan.
Contoh:
Halim, Amran, dkk.Oka, I Gusti Ngurah. dkk.
e. Jika nama penulisnya tidak ada atau tidak dicantumkan, maka yang
dituliskan adalah nama lembaga yang menerbikannnya.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Lembaga Administrasi Negara,
f. Bila buku itu disusun oleh seorang editor, di belakang nama
pengarangnya dituliskan kata Editor di dalam kurung.
Contoh:
Koentjaraningrat (Editor).
Moeliono, Anton (Editor).
g. Gelar kesarjanaan tidak perlu dituliskan, tetapi gelar kebangsawanan
atau keturunan tetap harus dituliskaa
Contoh:
Drs. Aliman —> Aliman
R. Ng Poerbarjaraka —> Poerbatjaraka, R. Ng
(2) Tahun Terbit
a. Tahun terbit dicatat sesudah nama pengarang, dipisahkan oleh titik dan
diakhiri titik pula.
Contoh:
Arifin, E Zaenal. 1984.
Jassin, H.B. 1988.
b. Bila dua buku dituiis seorang pengarang tetapi tahun terbitnya tidak
sama, urutan penulisannya berdasarkan tahun terbitnya.
Contoh:
Koentjaraningrat.1982.
Koentjaraningrat.1986.
c. Bila dua buku ditulis oleh seorang dalam tahun yang sama, sesudah
angka tahun terbit dapat dituliskan huruf a dan b sebagai pembeda.
Contoh :
Koentjaraningrat.1986.a.
Koentjaraningrat.1986.b.
d. Jika buku itu tidak menyebutkan tahun penerbitannya, dibelakang
nama pengarang dituliskan kata “'Tanpa Tahun".
Contoh:
Damono, Sapardi Djoko. Tanpa Tahun.
(3) Judul Buku
a. Judul buku ditulis sesudah tahun terbit kemudian digarisbawahi (bila
menggunakan mesin ketik manual) atau dituiis miring / italic bila ditulis
menggunanakan komputer.
Contoh:
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik.
Oka, I Gustu Ngurah. 1994. Linguistik Umum.
b. Jika mengambil sumber dari karya ilmiah yang belum dipublikasikan,
maka judul hanya dituliskan dalam tanda petik ["].
Contoh:
Gambur, Fransiscus. 1989. "Budaya Keluarga Besar".
(4) Tempat Terbit
a. Nama penerbit dicantumkan sesudah nama tempat terbit dan titik
dua [:].
Contoh:
Junus, Umar 1980. Sosiologi Sastera. Kuala Lumpur:
Koentjaraningrat 1984. Budaya Jawa. Jakarta:
(5) Nama Penerbit
a. Nama penerbit dicantumkan sesudah nama tempat terbit dan titik
dua.
Contoh :
Koentjaraningrat. 1984. Budaya Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kanus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
b. Jika nama pengarang tidak ada, maka nama lembaga penerbttnya yang
menggantinya, sesudah nama tempat terbit tidak perlu dituliskan lagi
nama penerbitnya
Contoh :
Panitia lstilah Manajemen Lembaga PPM. 1977. Himpunan Istilah
Manajemen. Jakarta.
B. Bila Bersumber dari Majalah
Acuan penulisan karya ilmiah dapat mengambil sumber dari majalah.
Urutan penulisannya dalam daftar pustaka adalah : nama pengarang, tahun
terbit, judul artikel, nama majalah digarisbawahi dan didahului kata "Dalam".
Nomor Majalah, bulan terbit, dan tahun penerbitan ke berapa yang
ditempatkan dalam tanda kurung dengan dibatasi tanda koma dan tempat
terbit.
Contoh:
Semiawan, Cony. 1989. “Terkembangan Sikap Persahabatan pada Anak-
anak". Dalam Pertiwi 83. (Juni. HI), Jakarta.
C. Bila Bersumber dari Koran atau Surat Kabar
Suraf kabar juga dapat dijadikan sumber-pustaka. Aturan penulisannya
ada!ah : nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik),
nama surat kabar (digarisbawahi), dan didahului kata "Dalam", tanggal
terbit, tempat terbit.
Contoh:
Simanungkalit, Tohab. 1987. "Masih Belajar di Tingkat Dua Demokrasi
Kita" Dalam Prioritas. 4 Mei 1987. Jakarta.
D. Bila Bersumber dari Antologi
Jika sumber acuan itu berasal dari antoiogi, urutan penulisannya adalah
nama pengarang, tahun terbit, judul makalah, judul antologi/buku
(didahului kata "Dalam", tempat terbit, dan nama penerbit.
Contoh:
Junus, Umar. 1986. "Kebudayaan Minangkabau. Dalam Koentjaraningrat"
(Editor). Manusia dan Kebudayaan.Jakarta: Jambatan.
E. Bila Bersumber dari Internet
Jika berumber dari artikel di internet, cara penulisannya :
Nama penulis[tanpa dibalik-titik] spasi tahun terbit[titik] spasi judul artikel
[cetak miring-titik] spasi dalam [nama media cetak lengkap dengan tanggal,
bulan, tahun, dan waktu mengunduhnya-titik].
Contoh:
Johan Wahyudi. 2010. Jika Naskah Buku Ditolak Penerbit dalam
http://media. kompasiana.com /buku/2011/01/20/jika-naskah-buku-ditolak
-penerbit/ diunduh pada Sabtu, 22 Januari 2011 jam 08.12.
Prof. Dr. Suripan Sadi Hutomo —> Hutomo, Suripan Sadi
Prof. Dr. Ramlan Surbakti, M.A. —> Surbakti, Ramlan
c. Jika nana penulisnya dua orang, nama penulis pertama ditulis
sebagaimana ketentuan `(b) di atas dan nama penulis kedua tetap.
Contoh :
Dede Oetomo, Ph.D. dan Dr. Daniel Sparingga
—> Oetomo, Dede dan Daniel Sparingga
d. Jika penulis buku lebih dari dua orang, nama penulis pertama (utama)
mengikuti ketentuan (b) di atas, diikuti singkatan dkk. yang merupakan
singkatan dan kawan-kawan.
Contoh:
Halim, Amran, dkk.Oka, I Gusti Ngurah. dkk.
e. Jika nama penulisnya tidak ada atau tidak dicantumkan, maka yang
dituliskan adalah nama lembaga yang menerbikannnya.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Lembaga Administrasi Negara,
f. Bila buku itu disusun oleh seorang editor, di belakang nama
pengarangnya dituliskan kata Editor di dalam kurung.
Contoh:
Koentjaraningrat (Editor).
Moeliono, Anton (Editor).
g. Gelar kesarjanaan tidak perlu dituliskan, tetapi gelar kebangsawanan
atau keturunan tetap harus dituliskaa
Contoh:
Drs. Aliman —> Aliman
R. Ng Poerbarjaraka —> Poerbatjaraka, R. Ng
(2) Tahun Terbit
a. Tahun terbit dicatat sesudah nama pengarang, dipisahkan oleh titik dan
diakhiri titik pula.
Contoh:
Arifin, E Zaenal. 1984.
Jassin, H.B. 1988.
b. Bila dua buku dituiis seorang pengarang tetapi tahun terbitnya tidak
sama, urutan penulisannya berdasarkan tahun terbitnya.
Contoh:
Koentjaraningrat.1982.
Koentjaraningrat.1986.
c. Bila dua buku ditulis oleh seorang dalam tahun yang sama, sesudah
angka tahun terbit dapat dituliskan huruf a dan b sebagai pembeda.
Contoh :
Koentjaraningrat.1986.a.
Koentjaraningrat.1986.b.
d. Jika buku itu tidak menyebutkan tahun penerbitannya, dibelakang
nama pengarang dituliskan kata “'Tanpa Tahun".
Contoh:
Damono, Sapardi Djoko. Tanpa Tahun.
(3) Judul Buku
a. Judul buku ditulis sesudah tahun terbit kemudian digarisbawahi (bila
menggunakan mesin ketik manual) atau dituiis miring / italic bila ditulis
menggunanakan komputer.
Contoh:
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik.
Oka, I Gustu Ngurah. 1994. Linguistik Umum.
b. Jika mengambil sumber dari karya ilmiah yang belum dipublikasikan,
maka judul hanya dituliskan dalam tanda petik ["].
Contoh:
Gambur, Fransiscus. 1989. "Budaya Keluarga Besar".
(4) Tempat Terbit
a. Nama penerbit dicantumkan sesudah nama tempat terbit dan titik
dua [:].
Contoh:
Junus, Umar 1980. Sosiologi Sastera. Kuala Lumpur:
Koentjaraningrat 1984. Budaya Jawa. Jakarta:
(5) Nama Penerbit
a. Nama penerbit dicantumkan sesudah nama tempat terbit dan titik
dua.
Contoh :
Koentjaraningrat. 1984. Budaya Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kanus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
b. Jika nama pengarang tidak ada, maka nama lembaga penerbttnya yang
menggantinya, sesudah nama tempat terbit tidak perlu dituliskan lagi
nama penerbitnya
Contoh :
Panitia lstilah Manajemen Lembaga PPM. 1977. Himpunan Istilah
Manajemen. Jakarta.
B. Bila Bersumber dari Majalah
Acuan penulisan karya ilmiah dapat mengambil sumber dari majalah.
Urutan penulisannya dalam daftar pustaka adalah : nama pengarang, tahun
terbit, judul artikel, nama majalah digarisbawahi dan didahului kata "Dalam".
Nomor Majalah, bulan terbit, dan tahun penerbitan ke berapa yang
ditempatkan dalam tanda kurung dengan dibatasi tanda koma dan tempat
terbit.
Contoh:
Semiawan, Cony. 1989. “Terkembangan Sikap Persahabatan pada Anak-
anak". Dalam Pertiwi 83. (Juni. HI), Jakarta.
C. Bila Bersumber dari Koran atau Surat Kabar
Suraf kabar juga dapat dijadikan sumber-pustaka. Aturan penulisannya
ada!ah : nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik),
nama surat kabar (digarisbawahi), dan didahului kata "Dalam", tanggal
terbit, tempat terbit.
Contoh:
Simanungkalit, Tohab. 1987. "Masih Belajar di Tingkat Dua Demokrasi
Kita" Dalam Prioritas. 4 Mei 1987. Jakarta.
D. Bila Bersumber dari Antologi
Jika sumber acuan itu berasal dari antoiogi, urutan penulisannya adalah
nama pengarang, tahun terbit, judul makalah, judul antologi/buku
(didahului kata "Dalam", tempat terbit, dan nama penerbit.
Contoh:
Junus, Umar. 1986. "Kebudayaan Minangkabau. Dalam Koentjaraningrat"
(Editor). Manusia dan Kebudayaan.Jakarta: Jambatan.
E. Bila Bersumber dari Internet
Jika berumber dari artikel di internet, cara penulisannya :
Nama penulis[tanpa dibalik-titik] spasi tahun terbit[titik] spasi judul artikel
[cetak miring-titik] spasi dalam [nama media cetak lengkap dengan tanggal,
bulan, tahun, dan waktu mengunduhnya-titik].
Contoh:
Johan Wahyudi. 2010. Jika Naskah Buku Ditolak Penerbit dalam
http://media. kompasiana.com /buku/2011/01/20/jika-naskah-buku-ditolak
-penerbit/ diunduh pada Sabtu, 22 Januari 2011 jam 08.12.
ijin copas ya pak. sumber dicantumkan kok.
BalasHapus